Panorama matahari terbit atau sun rise menjadi magnet utama para pelancong untuk menjelajahi Bromo. Untuk bisa menikmati kemolekan sang mentari muncul dari ufuk timur, Anda perlu ‘begadang’.
Ya, umumnya Jeep menuju puncak penajakan—spot melihat matahari terbit akan berangkat pada dini hari, mulai jam 02.00 dini hari hingga 03.00 dini hari. Oleh karena itu, untuk bisa melihatnya, Anda harus datang sehari sebelum jadwal melihat sun rise. Suhu udara di Bromo sanga dingin dibandingkan di banyak daerah lain, terlebih saat puncak musim kemarau. Pada bulan Juli hingga Agustus, suhu bisa mencapai -4 derajat celcius. Oleh karena itu, pastikan Anda membawa pakaian hangat khas musim dingin di luar negeri saat bertandang ke tempat ini.
Untuk menuju puncak penanjakan, jika dari jalur Probolinggo, Anda akan melewati lautan pasir. Tak ada lampu yang menerangi lautan pasir yang bak gurun luas itu. Namun, Anda tak perlu khawatir, para sopir Jeep yang akan membawa Anda sangat mahir mengendarai dalam kondisi ekstrem bahkan di medan tanjakan sekalipun.
Sepanjang perjalanan melewati lautan pasir, Anda mungkin tak akan melihat apapun—saking gelapnya! Namun, sesudah di penanjakan dan matahari mulai bersinar, Anda akan dibuat takjub dengan pemandangan Gunung Bromo dan lautan pasir yang menakjubkan! Anda sungguh bak berada di atas awan. Perlahan pucuk Gunung Semeru akan terlihat dan kabut pun akan sirna.
Jika sudah puas melihat panorama Bromo dari atas, turunlah dan jelajahi pasir lembut lautan pasir. Lalu, beranjaklah ke Bukit Telletubies dan nikmati keindahan bukit hijau nan unik itu. Jangan lupa melipir sejenak ke pasir berbisik dan cekrek! Berselfie ria! (y)
Tag: Asyiknya Menjelajah Bromo, Jeep, Bukit Telletubies, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Probolinggo