Istana Tua Dalam Loka Saksi Kejayaan Kesultanan Sumbawa

Bicara soal pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB), tentu Lombok adalah pusatnya. Tiga pulau mini, yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno adalah primadona wisatanya. Namun, tahukah Anda jika propinsi yang kondang dengan Pulau Lombok-nya ini, juga memiliki banyak destinasi wisata selain bernuansa bahari yang menarik ditelisik. Salah satunya adalah Istana Tua Dalam Loka yang merupakan saksi kejayaan Kesultanan Sumbawa.

Istana Tua Dalam Loka pertama kali dibangun pada 1885 dan diprakarsai oleh Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Meski tak lagi muda, istana seluas 904 m2 ini, masih tetap kokoh berdiri. Kemegahannya bahkan menjadi magnet para wisatawan untuk mengunjunginya.

Tak sekedar mengagumi arsitektur bangunan, berkunjung ke Istana Tua Dalam Loka, Anda dapat memetik banyak nilai filosofi kehidupan. Ya, istana berbahan kayu ini, memiliki filosofi “adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah”. Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, filosofi ini berarti seluruh aturan adat istiadat ataupun nilai kehidupan masyarakat Sumbawa berpegang teguh pada syariat Islam.

Salah satu nilai Islam yang kental dan diwujudkan dalam bangunan di Istana Tua Dalam Loka dapat dilihat dari kayu penyangganya yang berjumlah 99—yang melambangkan Asmaul Husna atau sifat-sifat Allah.

Sementara itu, pada awalnya, Istana Tua Dalam Loka berfungsi sebagai tempat kediaman raja. Akan tetapi, menyusul pembangunan istana baru pada 1932, maka istana lama difungsikan sebagai cagar budaya. (y)

Keyword: Istana Tua Dalam Loka

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
WhatsApp chat